Mengapa Orang Percaya Perlu mengindahkan 7 Hari Raya Alkitabiah dalam Torah ?
Tujuh Hari Raya adalah Rencana Keselamatan yang Besar bagi Umat Manusia melalui Mesias
The Seven Feast of the Lord is the ‘Gospel’ in its fullest sense and most comprehensive meaning
Apakah 7 hari raya dalam Torah juga tercatat dan dijalankan dalam Perjanjian Baru?
No Hari Raya Aktor /Pelaku K Rasuli / Brit Hadasha
1. PESAKH
Imamat 23:4 Yeshua & talmidim
Shaul Paulus Mat 26:17-18
I Kor 5:7
Dalam Imamat 23, HaShem (Sang Nama) menetapkan 8 hari raya untuk dirayakan oleh umatNya.
Yang pertama ditetapkan adalah hari raya mingguan yang disebut Shabbat, kemudian 7 hari raya yang dirayakan setiap tahun sekali, yaitu Pesakh, Roti Tak Beragi, Buah Sulung, Shavuot(Pentakosta), Yom Truah/Rosh Hashana (Sangkakala),
Yom Kippur (Pendamaian) dan Sukkot (Pondok Daun/Tabernakel). Dalam konteks alkitabiah, Shabbat dirayakan untuk mengingatkan bahwa Tuhan berhenti pada hari ketujuh dalam minggu penciptaan alam semesta;
Torah : Hukum atau Pengajaran?
Umumnya kalangan Kristen menganggap Torah sebagai hukum yang keras. Karena itu hal-hal yang berasal dari Torah dianggap
sebagai suatu ˜kemunduran. Tidak jarang ungkapan ˜kembali ke Torah muncul dalam konotasi yang bersifat negatif. Namun bila anggapan negatif tersebut disandingkan dengan ayat Kitab Suci, terlihat jelas ketidak-sesuaiannya.
David mengatakan ia mendapat rahmat Tuhan sebab Torah adalah kesukaannya (Maz 119: 77). Rasul Shaul (Paulus) mengatakan Torah itu baik dan kudus (Rom 7: 12). Bagaimana hal ini dapat terjadi? Mari kita lihat Torah (Arab taurat) dari perspektif aslinya, Ibrani.